Prabowo Kunjungi Emil Salim, Minta Maaf Baru Datang.


METAIDE- Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) Emil Salim di kediamannya, Jakarta, Rabu (22/1/2025) pagi.

Dalam keterangan dari Tim Media Prabowo, Kamis (23/1/2025), Prabowo disebut sangat menghormati Emil.

Sesampainya di rumah Emil, Prabowo langsung menyapa dan menyalaminya.Prabowo pun meminta maaf karena dirinya baru bisa datang ke rumah Emil.

“Luar biasa, Pak Emil,” kata Prabowo.

“Mestinya saya ke depan (rumah untuk menyambut Anda),” ucap Emil.

"Enggak, enggak, enggak. Luar biasa, Pak Emil. Minta maaf saya baru datang sekarang ini," ujar Prabowo.

Dalam foto yang diterima, Prabowo terlihat salim sampai tunduk kepada Emil Salim. Dia juga mencatat ketika Emil berbicara.

Prabowo mengatakan, Emil merupakan sosok yang patut dicontoh selaku pejabat negara di era Presiden ke-2 Soeharto.

Menurut dia, Emil adalah sosok yang memiliki orientasi terhadap pengabdian negara.

"Inti yang saya tangkap dari Beliau, Beliau ingatkan bahwa seorang menteri adalah seorang pejabat negara, berarti orientasi pengabdiannya adalah negara," kata dia.

Dia memaparkan, orientasi untuk negara ini patut diimani oleh para pejabat negara, terlepas dari latar belakang yang berbeda, mulai dari partai politik, organisasi kemasyarakatan, akademis, hingga LSM.

"Kita diingatkan bahwa sebagai pejabat negara, orientasi kita pertama untuk negara. Kita memang ada yang berasal dari parpol, ada yang berasal dari organisasi kemasyarakatan, ada yang berasal dari dunia akademi, ilmuwan, ada dari NGO, LSM. Tapi begitu disumpah, menjabat sebagai pejabat negara, orientasi kita, kepentingan kita adalah untuk negara," tutur dia.

"Untuk itu, saya ucapkan terima kasih karena saya rasakan walaupun begitu banyak tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, tapi yang saya rasakan sekarang orientasi kita adalah kepentingan negara, kepentingan rakyat. Dan saya kira ini dirasakan oleh rakyat kita," imbuh Prabowo.

Diketahui, pada 2019 silam, dalam acara "Mata Najwa", politikus PDI-P Arteria Dahlan berkali-kali bersuara tinggi saat berdebat dengan ekonom Emil Salim.

Arteria Dahlan bahkan menyebut pemikiran Emil Salim sesat saat menyampaikan sebuah argumen bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap tahun.

Sikap Arteria dalam acara "Mata Najwa" itu menuai protes dari netizen. Banyak netizen geram dan menilai sikap Arteria tidak sopan.



Sosok Prof Emil Salim

Keseriusan dan keahliannya dalam bidang ekonomi mengantarkannya dekat dengan lingkaran istana presiden. Emil Salim menjadi menteri lima kali selama 22 tahun. Tak hanya itu, setelah tak jadi menteri, ia pun diminta menjadi tim penasihat presiden.

Ia menjadi menteri saat berusia 41 tahun. Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara adalah jabatan pertamanya. Ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto. Saat itu, Soerharto berharap Emil Salim bisa mengatasi persoalan pegawai negeri sipil pada masa awal kabinetnya.

Meski begitu, itu bukan pertama kalinya Emil bersentuhan dengan istana. Lima tahun sebelumnya, saat ia berusia 36 tahun, ia sudah menjadi tim Tim Penasihat Ekonomi Presiden. Perjalanan Emil memang tak jauh dengan istana. Berulangkali pergantian rezim, ia tetap diperlukan keahliannya.

Emil Salim lahir di Lahat, Sumatera Selatan, 8 Juni 1930. Ia mengenyam pendidikan di Frobel School selama setahun di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Setelah itu, ia melanjutkan ke sekolah Belanda Europesche Lagere School (ELS) selama 4 tahun di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sedangkan 2 tahun berikutnya ia lanjutkan di ELS di tempat kelahirannya. Setelah Jepang masuk ke Indonesia, pada 1942-1944, pendidikannya pun berlanjut di Dai Ichi Syo-Gakko, Palembang.

Pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, Emil Salim masih terus melanjutkan studinya hingga ia kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).

Lulus dari UI, Emil Salim pun hijrah ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan program S2 dan S3 di Ilmu Ekonomi, University of California, Berkeley. Ia lulus dengan gelar Master of Arts dan Doctor of Philosophy pada tahun 1964.

Setelah ia menyelesaikan studinya di Amerika, pada tahun 1966 ia menjadi anggota Tim Penasihat Ekonomi Presiden.

Lalu, di tahun berikutnya ia bergabung sebagai anggota Tim Penasihat Menteri Tenaga Kerja dan anggota Tim Teknis Badan Stabilitas Ekonomi. Kemudian pada 1968, Emil Salim juga dipercaya sebagai Deputi Ketua Bappenas. Ia dikenal sebagai ahli ekonomi pembangunan.

Setelah itu, kariernya dari menteri ke menteri selama 22 tahun. Mulai dari Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara, Menteri Perhubungan, Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, hingga dua periode menjadi Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Jabatan terakhirnya di Kabinet Soehato adalah Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pada tahun 1993. Setelah rezim Soeharto tumbang pada tahun 1998, bukanlah akhir kariernya di istana.

Pada tahun 1999, ia kembali dekat dengan istana. Ia ditunjuk menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh rezim baru Presiden Abdurrahman Wahid.  Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ia menjabat yang sama. Bahkan periode berikutnya, ia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden hingga 2014.

KELUARGA

Pasangan        : Roosminnie Salim

Anak                : Amelia Farina dan Roosdinal Ramdhani

PENDIDIKAN

  • Frobel School, Banjarmasin (1935-1936)
  • Europesche Lagere School, Banjarmasin (1936-1940), Lahat (1940-1942)
  • Dai Ichi Syo-Gakko, Palembang (1942-1944).
  • Sekolah Menengah Umum Pertama, Palembang (1945-1948)
  • Sekolah Menengah Atas I, Bogor (1948-1951)
  • Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1951-1958)
  • Master of Arts Department of Economics, University of California, Berkeley, Amerika Serikat (1959-1962)
  • Doctor of Philosophy, Department of Economics, University of California, Berkeley, Amerika Serikat (1962-1964)

KARIER

  • Ketua Tentara Pelajar Palembang (1946-1949)
  • Ketua IPPI Bogor (1949)
  • Anggota Korps Mobilisasi Pelajar Siliwangi (1950)
  • Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (1955-1957)
  • Tim Penasihat Ekonomi Presiden (1966)
  • Anggota Tim Penasihat Menteri Tenaga Kerja (1967-1968)
  • Anggota Tim Teknis Badan Stabilitas Ekonomi (1967-1969)
  • Deputi Ketua Bappenas (1968-1971)
  • Dosen Seskoad (Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat) dan Seskoal (Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Laut) (1971-1973)
  • Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971-1973)
  • Menteri Perhubungan (Kabinet Pembangunan II 1973-1978)
  • Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan III (1978-1983)
  • Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan IV-V 1983-1993)
  • Guru Besar FEUI (1983)
  • Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Indonesia (1992)
  • Ketua Tim Screening UNDP (1999)
  • Anggota Dewan Pembina Yayasan Kehati
  • Ketua Dewan Ekonomi Nasional (1999)
  • Anggota Dewan Penasihat Pemerintah RI dan Kepala Dewan Ekonomi Nasional (2000-2004)
  • Anggota Bidang Pengembangan Ilmu Ekonomi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia/ISEI (2006-2009)
  • Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (2007-2012)
  • Dewan Pertimbangan Presiden, Anggota Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan (2007-2010)
  • Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, merangkap Anggota Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup (2010-2014)

ORGANISASI

  • Ketua Delegasi Indonesia dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali, 2007
  • KARYA TULISAN
  • Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi (2010)
  • 70 Tahun Emil Salim: Revolusi Berhenti Hari Minggu (2000)
  • Kembali ke Jalan Lurus (kumpulan esai 1966-1999)
  • Lingkungan Hidup dan Pembangunan (1981)
  • Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia (1976)
  • Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan (1974)
  • Collection of Writings (1969-1971)

--------
Dari berbagai sumber

Posting Komentar

0 Komentar